Dalam biologi, sel adalah kumpulan
materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk
hidup. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut
organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya,
termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiseluler yang
terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh
manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel.
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan
diameter 0,0001 sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa
dilihat dengan mata telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi,
sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm (0,001–0,1 mm) sehingga
hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang sel
memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada
abad ke-17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun
1665 ketika ia mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon ek) dengan
mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Namun demikian, teori sel sebagai
unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad setelah itu oleh Matthias
Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang biologi
yang disebut biologi sel.
1. Pengertian Sel
Sel adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam
sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuhi.
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional
makhluk hidup, yang mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan
melaksanakan semua fungsi kehidupan (faal tubuh). Berdasar jumlah sel
penyusunnya makhluk hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler
dan multiseluler. Makhluk hidup multiseluler berasal dari satu sel (zigot) yang
kemudian mengalami spesialisasi dan diferensiasi. Struktur sel terdiri dari
nukleus (inti sel), sitoplasma beserta organelnya, membran sel dan dinding sel.
Sel yang mempunyai fungsi khusus biasanya dilengkapi dengan organel khusus yang
tidak ditemukan pada sel lain.
Sel bisa diartikan sebagai
gumpalan dari protoplasma yang berinti dan berfungsi sebagai komponen atau alat
dalam membantu penyelenggaraan segala aktivitas untuk kebutuhan hidupnya.
Selama pertumbuhan, sel akan berubah seiring dengan perkembangannya baik dari
bentuk untuk menyesuaikan dengan fungsinya. Bentuk sel bisa epidermis, hal ini
akan melindungi sel-sel lain dalam menyimpan persediaan makanan.
Sel berasal dari kata cella dimana
memiliki arti sekumpulan partikel-partikel yang berukuran kecil dan membentuk
suatu kesatuan terkecil dari makhluk hidup agar dapat melaksanakan suatu
kehidupan. Pengertian sel sendiri mencakup dari beberapa hal yang berasal dari
empat teori yakni unit struktural terkecil dari makhluk hidup, unit fungsional
terkecil dari mahkluk hidup, pertumbuhan terkecil dari suatu makhluk hidup,
serta unit hereditas terkecil dari mahkluk hidup.
Pengertian Sel Menurut Beberapa Ahli
Sel dilihat pertama oleh Aristoteles (384
– 322 SM). Dia menyatakan bahwa semua makhluk hidup tersusun dari suatu benda
hidup atau unit struktural yang mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Pada
saat ini belum dikenal kata “sel” dari unit structural tersebut.
Robert Hooke (1665 M), Dialah orang yang pertama kali yang
menamakan unit structural tersebut sebagai “sel”. Beberapa investigator dari
tahun 1665 s/d 1831 yang mempelajari sel, Tak satupun yang dapat menyimpulkan
bahwa benda hidup tersebut tersusun dari unit atau sel yang serupa.
Pada tahun 1938 – 1939 M, dua orang ahli biologis
yaitu M.J.Schleiden (ahli Botani) dan Theodore Schwann (ahli Zoologi)
Mendefinisikan secara jelas tentang sel. Menurut mereka sel adalah unit
struktural dan unit fungsional dari organisme hidup.
Sejak tahun 1955, berkembanglah teori sel modern,
yaitu:
·
Sel adalah unit structural dari makhluk hidup.
·
Sel adalah unit fungsionla dari makhluk hidup.
·
Sel adalah pembawa sifat dari makhluk
·
Sel baru berasal dari sel itu sendiri (pembelahan sel).
·
Setiap sel mempunyai aksi dan tugas secara bebas sebagai bagian integral
dari organisme lengkap.
Ukuran Sel
·
Ukuran dan Bentuk Sel : Ukuran sel biasanya bevariasi antara 10 µm – 100
µm.
·
Ukuran sel yang terkecil pada Pleuropneumonia yaitu 0,1 – 0,5 µm.
·
Ukuran sel yang terpanjang pada serat Sclerenchymatous pada Boehmenia
nevia, yaitu ± 55 cm.
Jumlah Sel
·
Protozoa, bakteri, fungi dan alga bersel satu. Mereka disebut sebagai
bentuk uniseluler atau aseluler.
·
Sebagian besar Kingdom animalia dan Kingdom Plantae dan sebagaian besar
Kingdom Fungi terdiri beberapa sel, mereka dikatakan sebagai organisme
multiseluler.
Type Sel
Berdasarkan strukturnya, sel terbagi ke dalam dua
type, yaitu:
·
Sel Prokariotik; yaitu sel dimana mitokondria, kloroplas, dan nucleus tidak
terlihat secara jelas. Type sel ini ditemukan pada bakteri dan alga biru hijau
yang tergolong dalam kingdom Monera .
·
Sel Eukariotik; yaitu sel dimana batas nucleus dan membrane tampak secara
jelas. Type sel ini ditemukan pada semua Kingdom Protista , Kingdom Fungi ,
Kingdom Plantae dan Animalia
2. Sejarah Sel
Penemuan awal
Mikroskop majemuk dengan
dua lensa telah ditemukan pada akhir abad ke-16 dan selanjutnya dikembangkan di
Belanda, Italia, dan Inggris. Hingga pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah
memiliki kemampuan perbesaran citra sampai 30 kali. Ilmuwan Inggris Robert
Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber cahaya sendiri
sehingga lebih mudah digunakan. Ia mengamati irisan-irisan tipis gabus melalui
mikroskop dan menjabarkan struktur mikroskopik gabus sebagai "berpori-pori
seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak beraturan" dalam makalah yang
diterbitkan pada tahun 1665. Hooke menyebut pori-pori itu cells karena
mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam biara atau penjara. Yang sebenarnya
dilihat oleh Hooke adalah dinding sel kosong yang melingkupi sel-sel mati pada
gabus yang berasal dari kulit pohon ek. Ia juga mengamati bahwa di dalam
tumbuhan hijau terdapat sel yang berisi cairan.
Pada masa yang sama di
Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang kain, menciptakan
mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya untuk mengamati
berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid, khamir bersel
tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai mengirimkan
surat yang memerinci kegiatannya kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah
Inggris, yang lalu menerbitkannya. Pada salah satu suratnya, Leeuwenhoek
menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air liur yang diamatinya di
bawah mikroskop. Ia menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa
Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagaianimalcule dalam bahasa
Inggris oleh Royal Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern.
Pada tahun 1675–1679,
ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit penyusun tumbuhan yang ia
sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut pengamatannya, setiap
rongga tersebut berisi cairan dan dikelilingi oleh dinding yang kokoh. Nehemiah
Grew dari Inggris juga menjabarkan sel tumbuhan dalam tulisannya yang
diterbitkan pada tahun 1682, dan ia berhasil mengamati banyak struktur hijau
kecil di dalam sel-sel daun tumbuhan, yaitu kloroplas.
Teori sel
Dua ratus tahun
kemudian, yakni sekitar tahun 1835, seorang ilmuan Prancis yang bernama Felix
Dujardin meneliti bahwa sel-sel tersebut tersusun atas substansi berupa cairan.
Cairan tersebut dikenal dengan istilah Protoplasma. Istilah Protoplasma kali
ini dikemukakan oleh Johannes Purkinje.
Beberapa ilmuwan pada
abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau mengamati bahwa tumbuhan
dan hewan tersusun atas sel, namun hal tersebut masih diperdebatkan pada saat
itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob Schleiden menyatakan
bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek fungsi tubuh
tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan
pentingnya nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi
dan pembentukan sel, namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus.
Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan Schleiden
menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden
mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga
tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian
tubuh semua organisme adalah pembentukan sel.
Yang kemudian memerinci
teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah Rudolf Virchow,
seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia sependapat dengan Schleiden
mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai proses
patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah disimpulkan
oleh Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah dan embrio, yaitu
bahwa sel berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada tahun 1855,
Virchow menerbitkan makalahnya yang memuat motonya yang terkenal, omnis
cellula e cellula (semua sel berasal dari sel).
Perkembangan biologi sel
Antara tahun 1875 dan
1895, terjadi berbagai penemuan mengenai fenomena seluler dasar, seperti
mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta berbagai organel penting, seperti
mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi. Lahirlah bidang yang mempelajari sel,
yang saat itu disebut sitologi.
Perkembangan teknik
baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron, memungkinkan sitologi
dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel. Pada tahun 1960,
perhimpunan ilmiah American Society for Cell Biology didirikan di New York,
Amerika Serikat, dan tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of
Biochemical and Biophysical Cytology berganti nama menjadiJournal
of Cell Biology. Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel telah menjadi suatu
disiplin ilmu yang mapan, dengan perhimpunan dan publikasi ilmiahnya sendiri
serta memiliki misi mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.
3. Bagian-Bagian Sel
a. Membran plasma
1.
Mengatur lalu lintas senyawa-senyawa atau ion-ion yang masuk dan keluar sel
atau organel
2.
Sebagai reseptor (pengenal) molekul-molekul khusus (hormon) metabolit dll
dan agensia khas seperti bakteri dan virus
3.
Tempat berlangsunya berbgai reaksi kimia seperti pada membran motokondria,
kloroplas, retikulum endoplasma dan lain-lain,
4.
Membran plasma juga berfungsi sebagai reseptor perubahan lingkungan sel,
seperti perubahan suhu, intensitas cahaya dan lain-lain.
b. Dinding sel
Fungsi dinding sel pada tumbuhan adalah untuk
memperkokoh sel sebagaimana sel tulang pada hewan.
c. Sitoplasma dan nukleoplasma
Fungsi nucleolus adalah tempat perakitan ribosom.
d. Organel sel
Organel sel antara lain adalah : retikulum endoplasma
mitokondia, badan golgi, kloroplas, nucleus, lisosom, peroksisom, vakuola.
Disamping organel yang dibungkus membran ada pula organel yagn tidak dibatasi
membran seperti ribosom
1. Retikulum endoplasma
·
Tempat biosintesis protein. Protein disintesis pada REG
·
Tempat penambahan molekul karbohidrat. Molekul karbohidrat ditambahkan pada
rantai protein yang telah disintesis RE sebelum dibawa ke badan golgi, lisosom,
membran sel atau ke ruang antar sel. Penambahan ini terjadi di lumen RE.
·
Tempat biosinteis fospolipid dan kolesterol. Membran RE berfungsi untuk
membentuk semua lipid yang diperlukan untuk membentuk atau memperbaiki membran
plasma, termasuk fospolipid dan kolesterol.
·
Tempat detoksifikasi, proses ini berlangsung pada REA sel-sel usus, ginjal,
kulit, dan terutama di hari. Senyawa-senyawa yang berbahaya dan bersifat racun,
diubah menjadi tidak berbahaya.
2. Badan Golgi
Kompleks golgi berfungsi sebagai
1.
Tempat glikosilasi protein dan lipid, yaitu proses perakitan protein dan
lipid berkarbohidrat tinggi.
2.
Berperan dalam pemulihan membran sel
3.
Berperan dalam mencekresikan bahan tertentu yang dibutuhkan di luar sel.
Bahan yang akan disekresikan terlebih dahulu dikemas dalam vesikuli sekretoris
atau granula sekretoris.
4.
Pada sel tumbuhan kompleks golgi juga berperan dalam perakitan dinding sel.
3. Lisosom dan peroksisom
Organel ini penting untuk melindungi sel dari
penimbunan H2O2. pada biji yang sedang tumbuh perosisom berperan dalam
perimbakan asam lemak yang tersimpan dalam biji menjadi gula yang diperlukan
untuk tubuh.
4. Mitokondria
Mitokondria mempunyai banyak fungsi metabolik,
terutama untuk menghasilkan energi pada metabolisme karbohidrat dan lemak
(disebut juga respirasi), sintesis ATP dan lain-lain. Jumlah mitokondria dalam
sel tidak sama tergantung pada aktivitas sel. Sel-sel yang aktif seperti sel
pada jaringan otot mempunyai banyak mitokondria.
5. Kloroplas
Fungsi kloroplas adalah tempat fotosintesis dan
sintesis ATP pada sel tumbuhan
Selain kloroplas pada rumbuhan juga terdapat plastida
lain yaitu kromoplas yang mengandung pigmen kuning dan leukolas yang tidak mengandung
pigmen
6. Sentrosoma
Sentrosoma merupakan argenel yang bentuknya agak bulat
dan terletak dekat ini. Pada sentrosoma terdapat dua sentriol yang tersusun
tegak lurus satu dengan yang lain. Sentrosoma berperan dalam pembelahan sel.
7. Ribosom
Mmerupakan struktur terkecil yang terdapat dalam sel,
dan merupakan tempat berlangsungnya sintesis. Ukuran ribosom pada sel eukariota
berbeda dengan sel prokariota. Pada sel yang aktif melakukan sintesis protein,
ribosoma dapat mencapai 25% dari bobor kering sel.
8. Vakuola
Vakuola merupakan organel yang berisi cairan, dan
dibatasi oleh membran plasma, vakuola umumnya terdapat pada sel tumbuhan. Pada
sel tumbuhan yang muda terdapat banyak vakuola-vakuola kecil, tetapi dengan
bertambahnya umur sel, maka terbentuk vakuola tengah yang besar. Vakuola
berfungsi untuk menyimpan sementara bahan makan terlarut dan sia-sia
metabolisme.
6. Transpor Materi Intra dan Antar Sel
Salah satu fungsi membran sel adalah tempat lalu
lalangnya materi yang dibutuhkan, yang tidak dibutuhkan atau materi yang
dibutuhkan ruang antar sel. Sistem pemasukan dan pengeluaran materi ini disebut
sistem transpor. Dilihat dari materi yang memasuki sel, ada dua kelompok yaitu
makro molekul dan mikro molekul. Membran plasma merupakan saringan pemilihan
materi yang akan memasuki sel. Dwilapis lipid bersifat impermeable bagi
molekul-molekul terlarut dalam air dan molekuk bermuatan.
a. Pengangkutan mikromolekul lewat membran
sel
Ada tiga mekanisme pengangkuran mikromolekul, yaitu :
difusi sederhana, difusi dipermudah, dan pengangkutan aktif. Difusi sederhana
dan dipermudah merupakan transport materi dari daerah konsentrasi tinggi, ke
daerah konsentrasi rendah. Pengangkutan ini tidak menggunakan ATP, karena
searah dengan gradien konsentrasi, sehingga juga transpor pasif. Transpor
materi dari daerah konsentrasi rendah ke daerah konsentrasi tinggi memerlukan
ATP, karena berlawanan dengan gradien konsentrasi sehingga disebut juga
transport aktif.
1) Difusi sederhana
Molekul-molekul yang dapat melewati membran plasma
dengan jalan difusi sederhana sangat terbatas jumlahnya. Mikromolekul yang
bersifat hidrofobik dapat melewati membran plasma dengan mudah. Sedangkan
makromolekul atau molekul yang terion sulit melewati membran plasma. Kemampuan
membran plasma untuk memilih molekul yang akan melewatinya disebabkan adanya
porus pada membran tersebut. Porus tersebut ada yang menembus molekul protein
integral (transmembran), atau terbentuk secara acak pada dwilapis ipid. Porus
pada dwilapis lipid terbentuk karena gerakan molekul lipid tersebut.
2) Difusi dipermudah
Senyawa yang melewati selaput plasma dengan jalan
difusi dipermudah, tidak memerlukan ATP. Namun gerakan senyawa dari luar ke
dalam atau sebaliknya bisa lebih cepat dari pada difusi sederhana. Hal ini
karena ada protein pembawa (carier) yang mampu mempercepat pengangkutan.
Molekul protein pembawa setelah mengikat senyawa yang akan dibawa, segera
memindahkan senyawa tersebut dari luar ke dalam atau sebaliknya, dengan jalan
rotasi berdifusi atau dengan membentuk porus.
3) Transport
Pengankutan senyawa melewati membran plasma dengan
melawan gradien, berlangsung sangat rumit. Mekanisme paling sederhana sama
dengan difusi dipermudah, namun memerlukan ATP. Salah satu contoh transport
aktif adalah pemompaan ion Na+ dan Ka+ di dalam sel dipertahankan selalu lebih
tinggi dari pada di luar sel. Sebaliknya konsentrasi ion Na+ di dalam sel
dipertahankan selalu lebih rendah dari pada luar sel. Untuk itu ion Na+ dan Ka+
dipompa melawan gradien konsentrasi. Pemompaan dapat berlangsung bila ada ATP.
b. Pengangkutan makromolekul lewat membran
sel
Makromolekul bisa berupa protein, polinukleotidak,
polisakarida atau mikroorganisme. Bahan-bahan ini tidak dapat lewat membran sel
dengan cara difusi ataupun transport aktif, namun sel tetap dapat memasukkan
dan mengeluarkan makromolekul-makromolekul tersebut. Pengangkutan makromolekul
ini sangat berbeda dengan pengangkutan mikromolekul. Pengangkatan makromolekul
membutuhkan visikuli. Ada tiga cara pengangkutan makromolekul yaitu endositosis,
eksositosis, pertunasan (budding).
1) Endositosis
Endositosis yaitu pengangkutan makromolekul ke dalam
sel, dengan cara pelekukan ke dalam (invaginasi) membran sel. Setelah terjadi
pelakukan membran sel akan menggenting dan akhirnya terputus sehingga terbentuk
vesikuli (endosom) yang berisi makromolekul yang akan diangkut. Endosotosis
terbagi dua yaitu pinositosis, bila materi yang diangkut kental (solid).
2) Eksositosis
Ekositosis yaitu pengangkutan makromolekul ke luar sel
ada dua cara eksositosis yaitu melalui pelekukan ke luar (evaginasi) membran
plasma sehingga akhirnya membran plasma mengenting dan putus dan bahan yang
diangkut berada dalam visikuli. Cara yang kedua vesikuli yang ada dalam sel
(atau organel) melbur dengan membran plasma dan bahan yang diangkut dilepaskan
setelah membran vesikuli terbuka.
3) Pertunasan
Pertunasan hampir sama dengan eksositosis yang
membentuk vesikuli, hanya istilah ini dipakai untuk tingkat organel saja.
Contohnya pada pembentukan lisosom.
4. Struktur Sel
Prokariotik
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang
memiliki sel tipe prokariotik. Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula,
dinding sel, dan membran plasma. Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa
lendir yang berfungsi untuk melindungi sel. Bahan kimia pembangun kapsula
adalah polisakarida. Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti
karbohidrat, protein, dan beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino.
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur
pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian bahan
seperti karbohidrat, protein, dan beberapa garam anorganik serta berbagai asam
amino. Berdasarkan struktur dinding selnya bakteri dikelompokkan menjadi
bakteri Gram negatif dan Gram positif
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur
pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian penutup
yang paling dalam. Membran plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi.
Fungsinya serupa dengan fungsi mitokondria pada sel eukariotik. Pada beberapa
daerah membran plasma membentuk lipatan ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi
mesosom yaitu untuk respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konyugasi.
Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri lainnya
mengandung villi yang berfungsi untuk melekatkan diri. Sitoplasma merupakan
bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang
mengandung butiran-butiran protein, glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan
lainnya. Pada sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan organel-organel yang
memiliki sistem endomembran seperti badan Golgi, retikulum endoplasma (RE),
kloroplas, mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak
ditemukan pada sitoplasma bakteri.
Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem
endomembran. Sel tipe ini secara struktural memiliki sejumlah organel pada
sitoplasmanya. Organel tersebut memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan
satu dengan yang lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel.
Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur
baik multiseluler maupun yang uniseluler.
Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda
dengan pada hewan. Pada sel hewan, pada bagian luar sel tidak ditemukan adanya
dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan dan jamur ditemukan adanya dinding sel.
Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel jamur secara kimiawi berbeda
penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh chitin sedangkan pada tumbuhan
selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan pada jamur
dan hewan tidak ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel
hewan, tumbuhan, dan jamur memiliki struktur yang serupa.
5. Fungsi Sel
Ditinjau dari fungsinya, sel merupakan unit fungsional
dari semua (konsep) organism hidup. Jadi, fungsi kehidupan ini dikerjakan oleh
tiap individu sel. Fungsi kehidupan organisme tingkat tinggi (termasuk manusia)
dikerjakan oleh tiap sel dari berbagai alat tubuh dan organisasi yang sempurna
terjadilah aktivitas terpadu untuk melangsungkan fungsi kehidupan ini.
Aktivitas terpadu dikoordinasikan oleh kekuatan yang belum kita ketahui menurut
teori vitalitas dinyatakan sebagai a transcendent force not inherent in
the chemical composition of protoplasm.
Ditinjau dari perkembangan, maka sel merupakan unit
perkembangan, karena tiap jenis jaringan dan alat tubuh didahului oleh
pembentukan jenis sel tertentu.
Ditinjau dari keturunan, sel merupakan unit hereditas.
Seperti yang dijelaskan dalam hal reproduksi, dalam inti sel terdapat kromosom
yang mengandung gen-gen (factor keturunan). Semua sifat turun temurun dari
suatu individu (hewan uniselular atau hewan multiselular) terdapat dalam sel
itu atau dalam sel reproduksi atau dalam sel kelamin.
6. Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material
seluler dibagi kedalam dua sel anak. Pada organisme tersebut, yang umumnya
dimulai dari satu sel tunggal. Pembelahan sel juga merupakan suatu proses
dimana jaringan-jaringan yang telah rusak diganti dan diperbaiki. Sel mempunyai
kemampuan untuk memperbanyak diri dengan melakukan pembelahan. Pada hewan
uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan
multi seluler cara ini digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk
pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya
membantu membentuk individu baru.Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan
secara langsung ’amitosis’ dan pembelahan secara tidak langsung ’mitosis dan
meiosis’.
Pembelahan Sel secara Langsung
Proses pembelahan secara langsung disebut juga
pembelahan ami-tosis atau pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan proses
pembelahan dari 1 sel menjadi 2 sel tanpa melalui fase-fase atau tahap-tahap
pembelahan sel. Pembelahan biner banyak dilakukan organisme uniseluler (bersel
satu), seperti bakteri, protozoa, dan mikroalga (alga bersel satu yang bersifat
mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi
dua sel yang identik (sama satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi
menjadi empat, begitu seterus-nya. Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan
inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel
terbelah menjadi dua sel anakan. Pembelahan biner dapat terjadi pada organisme
prokariotik atau eukariotik tertentu. Perbedaan antara organisme prokariotik
dan eukariotik, terutama berdasarkan pada ada tidaknya membran inti selnya.
Membran inti sel tersebut membatasi cairan pada inti sel ( nukleoplasma) dengan
cairan di luar inti sel, tempat terdapatnya organel sel ( sitoplasma).
Organisme prokariotik tidak mempunyai membran inti sel, sedangkan organisme
eukariotik mempunyai membran inti sel. Oleh karena itu, eukariotik dikatakan
mempunyai inti sel (nukleus) sejati. Pembelahan biner pada organisme
prokariotik terjadi pada bakteri. DNA bakteri terdapat pada daerah yang disebut
nukleoid. DNA pada bakteri relatif lebih kecil dibandingkan dengan DNA pada sel
eukariotik. DNA pada bakteri berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler sehingga
tidak perlu dikemas menjadi kromosom sebelum pembelahan.
Pembelahan Sel secara Tidak Langsung
(Mitosis dan Meiosis)
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan
yang melalui tahapan-tahapan tertentu. Setiap tahapan pembelahan ditandai
dengan penampakan kromosom yang berbeda-beda. Kalian telah mengetahui bahwa di
dalam inti sel terdapat benang-benang kromatin . Ketika sel akan membelah,
benang-benang kromatin ini menebal dan memendek, yang kemudian disebut kromosom.
Kromosom dapat berikatan dengan warna tertentu, sehingga mudah diamati dengan
mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom merupakan benang pembawa
sifat. Di dalam kromosom terdapat gen sebagai faktor pembawa sifat keturunan.
Pada waktu sel sedang membelah, terjadi proses
pembagian kromosom di dalamnya. Tingkah laku kromosom selama sel membelah
dibedakan menjadi fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan sel
yang terjadi melalui fase-fase itulah yang disebut pembelahan secara tidak langsung.
Mengenai fase-fase pembelahan mitosis akan dibahas pada subab tersendiri.
Pembelahan sel secara tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan mitosis dan meiosis . Sebelum kalian mempelajari lebih jauh tentang pembelahan sel secara tidak langsung, ada baiknya kalian lakukan rubrik Diskusi beri-kut ini.
Pembelahan sel secara tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan mitosis dan meiosis . Sebelum kalian mempelajari lebih jauh tentang pembelahan sel secara tidak langsung, ada baiknya kalian lakukan rubrik Diskusi beri-kut ini.
Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan atau
organ tu-buh organisme terjadi melalui proses pembelahan sel secara mitosis.
Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan
jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Proses pembelahan mitosis
terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang
menghasilkan gamet (sel kelamin).
Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri
menjadi dua sel anakan. Sel anakan ini mewarisi sifat sel induknya dan memiliki
jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Jika sel induk memi-liki 2n
kromosom, maka setiap sel anakan juga emiliki 2n kromo-som. Jumlah 2n ini
disebut juga kromosom diploid.
Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan
reproduksi secara aseksual. Pada manusia dan hewan, pembelahan mitosis terjadi
pada sel meristem somatik (sel tubuh) muda yang mengalami pertum-buhan dan
perkembangan. Sebagai contoh, sel telur yang telah dibuahi sperma akan membelah
beberapa kali secara mitosis untuk membentuk embrio. Sel-sel pada embrio ini
terus-menerus membelah secara mitosis dan akhirnya terbentuk bayi. Pertumbuhan
manusia dari bayi hingga dewasa juga melalui mekanisme pembelahan sel secara
mitosis.
No comments:
Post a Comment